Senin, 21 Oktober 2013

Hal yang menyakitkan tapi bikin ketagihan (versi blog's owner, read:me)

First of all, i'd like to say Alhamdulillah. This was my second blog where my first blog have been forced close because so much meaningless thing to read. *lol

Langsung masuk ke cerita sesuai judul ya, ini berdasarkan pengalaman sendiri. yuk capcuscin.

1. Facial
Setelah masuk umur kepala dua, barulah dengan kesadaran penuh mendatangi tempat facial. Mungkin agak sedikit terlambat, tapi tak apalah, better late than never right?. Berdasarkan rekomendasi teman (aya), facial yang baik itu yang menggunakan bahan-bahan alami. Tak apa lah ya disini sedikit sebut merek dengan dua sensor bintang, Meli*l*a. Berangkatlah kami menuju salon di daerah pandega, salon Pus**ta. Karena sudah langganan teman, jadi penjaga salon yang siap memfacial wajah kami langsung bisa tiga orang.

Facial itu sakit dan menyakitkan. Di tangan para kapster yang andal dalam dunia facial itu muka kami dibersihkan dari komedo baik itu komedo hitam ataupun putih. Awalnya tidak sakit karena yang yang pertama dieksekusi adalah bagian jidat, tiba saatnya bagian tulang hidung. Tak terasa air mata meleleh dengan sendirinya, tanpa suara. Sakit sungguh sakit. Ingin rasanya disudahi saja, tapi sayang kalau muka jadinya tidak bersih seluruhnya. Taraaa, setelah satu jam bergelut dengan peralatan facial akhirnya selesai sudah penderitaan itu. Pulang dengan wajah bengkak, karena selesai facial plus nangis bombaynya. Tapi jujur, Facial itu bikin nagih. Rasanya jika hidung sudah agak gatal itu artinya sudah saatnya untuk kembali facial. *laugh (hidung gatal karena komedo sudah kebanyakan di hidung, minta difacial)

Kesimpulannya, facial itu sakit tapi bikin nagih soalnya rasa senang plus bahagia yang didapat setelah facial itu loh. Wajah mulus bebas jerawat dan komedo, Merdeka !!! *lol

2. Periksa gigi ke dokter gigi
Lagi-lagi, sudah agak sangat terlambat baru niatan ke dokter gigi. Karena, setelah diperiksa seluruh gigi geraham bermasalah semua (plus gigi seri atas berlubang). Apa ya yang bikin nagih, emmmm, yang bikin nagih itu penasaran hasil setelah ke dokternya itu. Perasaan tidak sabar rasanya melihat gigi tersusun rapi dan bersih saat buka mulut. Alhamdulillah dapat rekomendasi dokter gigi yang sabar dan telaten di daerah Babarsari. 

Jadi, jangan sampai terlambat periksa ke dokter gigi ya, kalau ada masalah dengan gigi, jangan ragu datang ke dokter gigi. Eh, jangan tunggu sampai ada masalah kalau menurut pengalamanku, periksa gigi 6 bulan itu WAJIB hukumnya. Karena, jika sampai bermasalah, perawatan gigi itu tidak murah loh. Aku saja harus merogoh kocek dalam buat nambal 4 gigi geraham dan 2 gigi seri depan, selain itu, 4 gigi bungsuku juga ga ada yang tumbuh normal. *nangis

3. Suntik akupuntur
Kalau untuk yang satu ini, aku benar-benar angkat tangan, phobia dengan jarum suntik. Tapi kala itu entah kenapa rasanya penasaran aja liat adek yang habis disuntik akupuntur badannya segar bugar. Akhirnya ikutan ngantri yang lamanya minta ampun (dua jam broh!). Tiba giliran kami, aku yang pertama dieksekusi karena kalau sudah lihat prosesnya, mungkin aku udah kabur keluar ruang prakter dokter karena ga kuat lihat jarumnya.

Dokternya baik, ramah, supel (dan satu lagi, bisa bahasa banjar dengan logat yang paaaassss banget *lol), sambil ngobrol dengan gesitnya dia suntikkan jarum kecilnya ke beberapa titik di punggung dan pantat. Tapi karena emang ga suka disuntik, tubuhku berontak. Fiuuh, sakit euy. Efek sakit bekas suntiknya bertahan selama dua hari sodara-sodara. Tapi setelah itu, badan dan kepala yang tadinya kaku jadi nyaman dan enteng. Ini yang bikin nagih. Jika prosesnya tidak menggunakan jejaruman, mungkin aku dengan suka rela mengantri ke dokter akupuntur itu lagi.

Dokternya jago loh, yang antri untuk dapat suntikan dari dokter itu banyaaaak pisan. Kebanyakan orang tua, beberapa ku lihat pasien sakit stroke, ada juga cerita sakit ginjal, penyakit-penyakit parah gitu. Kalau aku, kata dokter cuman alergian dan sakit maag akut. Maklum, penyakit anak kos. *laugh